SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN DARUSSAADATAIN NW KELAYU


Rasionalitas
Dinamika  keberagamaan  masyarakat  sasak di lombok  nyari tidak  dapat dilepaskan dari dinamika  sejarah kemanusiaan  di indonesia ( Nusantara ) dalam relasi  lokal-regional  - nasional, bahkan global, yakni penaklukan  dengan berbagai  tendensi  terutama ekonomi,  budaya dan  agama.  Var der Kran (2009) mencatat setidaknya  tiga fase penaklukan terhadap  masyarakat  sasak.  fase pertama abad-15 hingga abad 16 sebagaikekuasaan  politik  dari jawa.  fase diperkuat  malalui laporan  penelitian  R Goris (1936) yang menyebutkan  keberaaan lombok  dalam kitab Negara Kertagama,  dan bagian dari  kerjaaan Majapahit.  Jelas bahwa  fase ini ditandai  dengan  pengaruh jawa dan agama hindu. Fase kedua abad ke -17, abad ke -18, hingga akhir abad  ke - 19 sebagai kekuasaan  politik jawa dan  makasar.  Jelas bahwa  kekuasaan politik  Bali berpengaruh pada budaya  Bali dan Agama Hindu, sedangkan  kekuasaan  politik Makasar   berpengaruh  pada budaya Makasar dan agama islam.  Fase ke tiga  akhir abad ke - 19 hingga abad ke - 20 sebagai fase  kekuasaan politik kolonial global yakni Belanda dan  Jepang. Fase ini  tidak secara  signifikan  memberi pengaruh terhadap kebebasan  tranformasi keberagamaan, khususnya islam.  justru realitas  politik  kekuasaan  yang berpengaruh terhadap tranformasi   keberagaman islam  inilah yang  memicu munculnya  gerakan purifasi islam bersama  dengan lahirnya  kesadaran  kebangsaan.
Fase-fase sejarah  politik kekuasaan  di Lombok  yang berpengaruh  terhadap konteks  budaya  dan agama dilombok   menunjukkan  bahwa  keberislaman di Lombok sudah  dimulai  abada ke - 17. Pada  abad  ke - 18, ke - 19 hingga  awal abad  ke- 20, dapat dipastikan bahwa  telah terjadi banyak  pengaruh  atas  kemurnian  keislaman   mengingat hampir  pasti bahwa politik  kekuasaan  selalu memiliki  tendensi keagamaan  selain  tendensi  ekonomi dan budaya.  Demikian halnya  dengan politik  kekuasaan Bali dengan budaya  Bali dan Hindu - Budha.  Merujuak dari  pendapat  Meyerhoof (1959) tentang  penilian atas fakt  sejarah, realitas sejarah yang demikian dapat  dimaknai  bahwa  keislaman  di Lombok mengalami berbagai tekanan  sesuai kepentingan politik penguasa. Kondisi semacam  ini tidak dapat  disejajarkan  dengan proses akulturasi  yang cenderung  seling menguat berdasarkan  kepentingan  unversal. Semua agama, termask islam merupakan salah  satu pranta transendental dan horizontal sehingga  keberadaanya  tidak hanya  sekedar ada, tetapi  harus sesuai  dengan acuan  emik dan etik shingga islam  menjadi pranata yang kontinium dan kontektual. karena itu, islam sebagai agama harus  dipahami dan dijalankan  sesuai tradisi dalam dinamika sejarah yang atraktif sebagaimana masa kelahirannya, masa kini,  dan masa depan. Proses keberagmaan islam yang demikian harus  memiliki nilai  dan prinsip  sebagai sistem  pemikiran  dan tindakan. Gangguan  entitas emik dan etik islam  akibat  berbagai tekanan politik penguasa pada abad-abad dimaksud perlu permunian  sehingga  menjadi agama  yang menyejarah.  Pilihannya  adalah nilai  dan prinsip  Aswaja. Pada saat  bersamaan, sistem  pemikiran  dan tindakan  keberagaan islam berdasarkan  nilai dan prinsip Aswaja tidak mungkin  dapat direalisasikan  dalam suasana tidak merdeka sebagai individu,  masyarakat, dan bangsa. Karena itu,  purifasi keisalaman dengan  instrumen Aswaja menjadi sejajar dengan upaya penyadaran sebagai bangsa  terjajah yang herus merdeka. Nahdlatul Wathan  "Gerakan Kebangsaan"

Dr. Khirjan Nahdi, M.Hum
Dibawakan dalam Seminar Nasional "Refleksi Perjuangan Nahdlatul Wathan Melalui Intrumen Pendidikan" dalam rangka hari Ulang Tahun MSDI Pondok Pesantren Darussa'adatain NW Kelayu Ke-74

1 comment

5 Maret 2022 pukul 02.30  

Titanium Bicycle: A Bicycle Playing Card for the Sega
This awesome Sega Mega Drive game has you titanium solvent trap covered in your own shoes! This 실시간 바카라 sturdy ford fusion titanium vintage bicycle game has you covered in titanium bikes your own titanium bike shoes!

Posting Komentar